Kamis, 24 November 2016

makalah sosiologi gerakan sosial



GERAKAN SOSIAL
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dewasa ini kita sering menjumpai aksi-aksi demonstrasi yang dijalankan oleh gerakan-gerakan sosial baik dari kalangan mahasiswa, buruh, maupun elemen lainnya. Hal ini dilakukan hanya untuk menyalurkan aspirasi mereka kepada pemerintah. Tidak bisa dipungkiri memang, bahwasanya gerakan-gerakan sosial yang ada sangat berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat. Dalam kaitannya dengan gerakan sosial banyak terbentuk gerakan-gerakan masyarakat baik yang berdasar kepentingan organisasinya maupun kepentingan bangsa Indonesia, yang memiliki tujuan untuk kemajuan dan juga kesejahteraan masyaraka
Di UIN Walisongo Semarang ini terdapat berbagai macam gerakan sosial, yang mana di cover oleh organisasi ekstra. Biasanya orang-orang yang mengikuti organisasi ekstra perilaku mereka cenderung akan mengikuti organisasi tersebut atau ajaran dan juga orientasi yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Sementara setiap gerakan sosial memiliki tipologi, arah gerakan, dan ideologi yang memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam kegiatan organisasinya.
Dalam tugas penelitian kali ini, kami tidak hanya meneliti gerakan yang berorientasi pada agama islam saja, tetapi juga organisasi yang berorientasi pada gerakan yang umum atau Nasionalis. Disini kami akan sedikit memberi informasi tentang gerakan organisasi yang kami teliti.

B.       Rumusan Masalah
1.        Apa itu gerakan sosial ?
2.        Tipologi gerakan sosial apa saja yang digunakan ?
3.        Apa itu perubahan sosial ?
4.        Gerakan sosial apa saja yang ada di UIN walisongo ?
5.        Analisis kelompok gerakan sosial yang ada di UIN Walisongo ?


C.      Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam makalah penelitian ini yaitu;
Bab I berisikan latar belakang, perumusan masalah, dan sistematika penulisan
Bab II berisikan tinjauan teoritis, pengertian gerakan sosial, Tipologi gerakan sosial dan perubahan sosial
Bab III berisikan metode penelitian, tempat dan waktu penelitian, dan analisis data
Bab IV berisikan hasil penelitian
Bab V berisikan kesimpulan dan penutup
Bab VI berisikan daftar pustaka


 



BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.        Pengertian Gerakan Sosial
        Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Peteer salim dan Yeni Salim, 1990:272) dijelaskan penegrtian gerakan, yakni suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan baik dalam lapangan sosial maupun politik. Gerakan mahasiswa dengan segala kelebihan dan kekurangannya memang di akui bahwa tidak semua gerakan mahasiswa membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Tidak semua aspirasi kelompok intelektual muda ini memperoleh jawaban yang memuaskan dari pemerintah, akan tetapi juga tidak kecil peranan mahasiswa dalam perubahan politik di masyarakat.
        Secara harfiah, gerakan sosial atau social movement dapat diartikan sebagai kelompok yang terorganisir dalam rangka menudukung suatu tujuan sosial terutama dalam usaha untuk merubah struktur maupun nilai sosial.meskipun gerakan sosial berbeda-beda dari segi ukurannya, siapa anggotannya tetapi pada pokoknya merupakan usaha secara kolektif. Gerakan sosial sering dikonotasikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk perubahan sosial dari perspektif transformasi sosial. (Zaiyardam Zubir, 2002:xxiv).
Suatu gerakan sosial harus memiliki unsur-unsur, seperti masa, media, isu, aksi-reaksi, penggerak, tujuan bersama, empati, solidaritas, diskusi, perdebatan, solusi, solusi dari isu yang di angkat, dominasi dan gerakan kebersamaan. Unsur-unsur gerakan sosial tersebut dapat berbentuk gerakan-gerakan soisal, seperti diskusi, demonstrasi, perkumpulan, gerakan empati, gerakan solidaritas, bakti sosial, gerakan kebersamaan, gerakan pro dan kontra, gerakan perlawanan, gerakan kesadaran, dan aksi protes, dan orasi mahasiswa dan gerakan-gerakan untuk mencapai suatu kedailan dan kesejahteraan bagi masyarakat.[1]



2.        Tipologi Gerakan Sosial
Menurut Giddens:(1989:625) membedakan  empat tipologi gerakan sosial, yaitu:
a.         Alternative Movement, berupaya untuk mengubah sebagian perilaku orang
b.        Redemptive Movement, berupaya untuk mengubah sebagian perilaku perorangan secara menyeluruh.
c.         Transformatif Movement, gerakan yang mencoba mengubah masyarakat secara menyeluruh.
d.        Reformative movement, merupakan gerkan moral yang berupaya mengubah salah sau aspek tau lembaga dalam masyarakat.[2]
Gerakan sosial memeiliki beberapa tipe antara lain yaitu:
a)        Gerakan perpindahan
Migratory social movement (gerakan perpindahan sosial) adalah gerakan orang-orang kecewa yang menginginkan perpindahan manakala banyak orang melakukan perpindahan ke suatu tempat pada waktu bersamaan.
b)        Gerakan ekspresif
Gerakn ini terjadi manakala seorang atau kelompok mengalami kesulitan dalam mengubah keadaan dan tidak mampu pindah secara mudah, yang mereka lakukan hanya mengubah sikap. Gerakan ekspresif hanya ditujukan untuk mengubah keadaan mereka sendiri bukan untuk mengubah struktur masyarakat secara luas.
c)        Gerakan utopia
Merupakan upaya untuk menciptakan suatu masyarakat sejahtera dalam skala kecil, namun dapat juga diterapkan dalam skala yang lebih luas.
d)       Gerakan reformasi
Gerakan yang berupaya memperbaiki beberapa keguncangan masyarakat yang berupaya untuk memajukan masyarakat tanpa mengubah banyak dasarnya, hanya untuk aspek tertentu masyrakat tanpa menyentuh inti struktur intuisinya, gerakan yang hanya menginginkan perubahan di dalam ketimbang keseluruhan masyarakat.
e)        Gerakan progresif (gerakan sayap kiri)
Gerakan yang menekankan pada inovasi, berjuang untuk memperkenalkan intuisi baru, hukum baru, cara hidup baru, dan keyakinan baru. Gerakan ini berorientasi kemasa depan dan menekankan pada suatu yang baru.
f)         Gerakan konservatif (gerakan sayap kanan)
Gerakan ini mengarah kemasa lalu. Mereka berupaya memperbaiki institusi, hukum, cara hidup dan keyakinan yang sudah mapan di masa lalu tetapi mengalami erosi dan sudah dibuang dalam perjalanan sejarah. Gerakan yang diajukan diarahkan kebelakang dan ditekankan pada tradisi.
g)        Gerakan revolusioner
Revolusi social merupakan gerakan perubahan system social yang berlangsung secara besar-besaran dan tiba-tiba biasanya menggunakan kekerasan. Perubahan yang mereka lakukan bukan perubahan yang mendasar tetapi perubahan yang menyingkirkan kaum elit bahkan menyingkirkannya.[3]
3.        Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan sebuah proses unik dari pembangunan yang dipahami baik itu sebagai sejarah maupun sebagai sains. Perubahan sosial juga merupak proses dimana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan. (Wardi Bachtiar, 2006 :258). Banyak faktor yang membuat masyarakat itu berubah, sehingga tidak dapat diterangkan dengan satu formula yang sederhana. perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan budaya mencakup semua bagian, meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan lainnya. Tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudaaan lebih luas cakupannya dibanding perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan-perubahan tersebut sangat sulit dipisahkan.
Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap:
a.         Invensi, yakni proses dimana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.
b.        Difusi, yakni proses dimana ide-ide batu itu dikomunikasikan kedalam sistem sosial.
c.         Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat.
Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan sebuah keputusan bersama yang diambl oleh anggota masyarakat. Kurt Lewin dikenal sebagai bapak manajemen perubahan, karena ia dianggap sebagai orang pertama dalam ilmu sosial yang secara khusus melakukan studi tentang perubahan secara ilmiah. Konsepnya dikenal dengan model force-field yang diklasifikasi sebagai model power-based kerena menekankan kekuatan-kekuatan penekan. Menurutnya perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi.
Langkah yang dapat diambil untuk mengelola perubahan, yaitu:
1)        Unfreezing, merupakan suatu proses penyadaran tentang perlunya, atau adanya kebutuhan untuk berubah.
2)        Changing, merupakan langkah tindakan, baik memperkuat driving force maupun memperlemah  resistence,
3)        Refreesing, membawa kembali kelompok kepeda keseimbangan yang baru.[4]







BAB III
METODE PENELITIAN
A.      Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, karena kami mencoba memahami beberapa gerakan di UIN Walisongo semarang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis yaitu menganalisis data yang diperoleh dengan paradigma sosiologi. Analisis data ini menggunakan analisis deskriptif kualiatatif yaitu dengan mewawancarai, dan mengumpulkan data serta dengan menggunakan metode deskriptif
B.       Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah kampus UIN Walisongo Semarang
C.      Sumber Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gerakan mahasiswa dan arah        perubahan yang dikehendaki oleh mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Kami          hanya meneliti organisasi seperti PMII, HMI, dan GMNI.
Data primer diperoleh melalui dokumentasi dan wawancara dengan para informan dari ketua Komisariat PMII UIN Walisongo Semarang, Ketua Komisariat HMII di UIN Walisongo Semarang, Ketua Komisariat GMNI UIN Walisongo Semarang. Adapun data sekunder di peroleh melalui beberapa           literatur yang terkait judul penelitian ini yaitu buku, buku laporan penelitian, dan      artikel internet yang terkait dengan penelitian ini.
D.      Analisis Data
Dari hasil penelitian yaitu berupa pengumpulan data yang ada baik yang dari perpustakaan, data yang dari pengamatan peneliti serta data pendukung lainya maka metode analisis datanya berupa semua hal yang ada berupa analisis berdasarkan kualitatifnya. Selain itu peneliti juga menggunakan analisis deskriptif yang menggambarkan keadaan yang ada.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
1.        Gerakan sosial yang ada di UIN Walisongo Semarang
Di UIN Walisongo terdapat berbagai organisasi besar, di antaranya kami mengambil tiga organisasi besar ekstra kulikuler mahasiswa seperti PMII, HMI, dan GMNI.
1)        PMII
a.         Sejarah
Mendirikan sebuah organisasi sebagai wadah pergerakan angkatan mudanya dari kalangan mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama'ah.aya yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Pada perkembangannya di awal tahun 1970-an PMII secara struktural menyatakan diri sebagai organisasi independen, terlepas dari ormas apa pun, termasuk dari sang induknya, NU.

b.        Dasar pemikiran serta sumber ajaran yang di pegang PMII
Sumber ajaranya sesuai denagan NU ( ahlusunah waljamaah)Landasan berfikir yang di namakan dengan Nilai-nila Dasar Pergerakan yaitu, tauhid, hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia denagan manusia dan Alam. Dan di dukung dengan empat prinsip yang menjadi pegangan dalam dunia PMII yaitu toleransi, moderat, seimbang, profesional.

c.         Makna filosofis PMII
PMII terdiri dari 4 penggalan kata, yaitu :
1. Pergerakan
adalah dinamika dari hamba (mahluk) yang senantiasa maju bergerak menuju tujuan idealnya, memberikan rahmat bagi sekalian alam.
Perwujudannya :
·         Membina dan Mengembangkan potensi Ilahiah
·         Membina dan mengembangkan potensi kemanusiaan
·         Tanggungjawab memberi rahmat pada lingkungannya
·         Gerak menuju tujuan sebagai Kahalifah Fil Ardl
2. Mahasiswa
Adalah generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri :
ü  sebagai insan religius                               
ü  sebagai insan akademik
ü  sebagai insan sosial
ü  dan sebagai insan yang mandiri
Perwujudannya :
·         Tanggungjawab keagamaan
·         Tanggungjawab intelektual
·         Tanggungjawab sosial kemasyarakatan
·         Tanggugjawab individual sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga negara
3. Islam
·         adalah agama yang dianut, diyakini dan dipahami dengan haluan atau paradigma Ahlussunnah Wal Jama’ah.
·         ASWAJA sebagai Manhaj Al Fikr (metode berfikir), yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran-ajaran islam secara proporsional antara iman, islam dan ihsan.
4. Indonesia
Adalah masyarakat bangsa dan negara indonesia yang mempunyai falsafah dan idiologi bangsa (pancasila) dan UUD 1945 dengan landasan kesatuan dan keutuhan bangsa dan negara yang terbentang dari sabang sampai merauke, serta diikat dengan kesadaran wawasan nusantara.
d.        Lambang dan Bendera PMII

      
Pencipta lambang PMII: H. Said Budairi
e.         Tujuan pokok PMII
Ada dalam Bab IV pasal 4 yaitu: “ Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”

f.         Kegiatan keagamaan dalam PMII
1.      Agenda Mingguan: dziba’an, pengajian setiap malam jum’at, tahlil umum, diskusi.
2.      Agenda Temattik: lebih terfokus pada perayaan hari-hari besar, pengajia kitab ( khusus pengurus).

2)        HMI
a.         Sejarah HMI
HMI merupakan organisasi ekstra kampus, merupakan organisasi  kepemudaan salah satu organisasi yang berbasis mahasiswa. HMI lahir pada tahun 5 februari 1947 di yogyakarta.Lafran Pane dan kawan-kawan merasa prihatin dengan kondisi umat Islam saat itu yang terpecah-pecah dalam berbagai aliran keagamaan dan politik serta jurang kemiskinan dan kebodohan. Kemudian didirikanlah wadah perkumpulan mahasiswa Islam yang memiliki potensi besar bagi terbinanya insan akademik, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah.
Dalam perjalanannya, HMI telah banyak melahirkan kader-kader pemimpin bangsa. Hampir di sepanjang pemerintahan Orde Baru selalu ada mantan kader HMI yang duduk di kabinet. Selain itu, sebagai ormas mahasiswa Islam yang independen dan bergerak dijalur intelektual, tidak jarang HMI melahirkan gerakan pembaharuan pemikiran Islam kontemporer di Indonesia.

b.        Tujuan gerakan HMI
adalah terbinannya Islam yang akademis. Yang diberi nama 5 kwalitas insan cita yaitu terciptanya insan akademis, insan pencipta, insan pengabdi ,insan bernafaskan Islam, dan insan yang bertanggung jawab dan di ridhoi Allah.

c.         Pedoman perjuangan HMI
NDP secara resmi dijadikan sebagai pedoman perjuangan HMI. Nilai dasar perjuangan adalah hakikat kehidupan dan sari al-Qur’an yang memuat nilai-nilai dasar yang harus ada pada karakteristik anggota HMI dan juga dalam hubungaanya dengan mission. NDP menjadi nilai dsar moral yang menggerakkan perjuangan.
Sebagai pergerakan mahasiswa islam, HMI memuat 7 tema pokok pergerakan diantaranya :
a)        Dasar-dasar kepercayaan
b)        Dasar tentang kemanusiaan
c)        Kemerdekaan mahasiswa (ikhtiyar) dan keharusan universal (takdir)
d)       Ketuhanan yang maha esa dan kemanusiaan
e)        Individu dan masyarakat
f)         Kemanusiaan dan ilmu pengetahuan

3)        GMNI
a.         Sejarah
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, disingkat (GMNI) adalah Salah satu organisasi mahasiswa di Indonesia. GMNI adalah organisasi gerakan mahasiswa yang berlandaskan ajaran Marhaenisme sebagai ideologinya. Marhaenisme adalah ideologi yang diproklamirkan oleh presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno tentang ajaran perjuangan atas kaum miskin Indonesia supaya merdeka. marhaenis adalah orang-orang yang memperjuangkan hak-hak orang yang tertindas, sedangkan marhaenisme sendiri adalah (ideologi) paham tentang marhaen tersebut. GMNI dilahirkan pada tanggal 23 Maret 1954 sebagai hasil gabungan dari tiga organisasi mahasiwa, masing-masing Gerakan Mahasiswa Marhenis, Gerakan Mahasiswa Merdeka, dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia.

b.        Corak Keagamann GMNI
Perilaku keagamaan GMNI lebih lebih ditekankan kepada pribadi masing-masing setiap anggotanya. Para kader GMNI tidak mempermasalahkan keagamaan antar sesama anggota. Mereka menganggap bahwa agama merupakan urusan pribadi masing-masing kepada tuhannya asal tidak saling menjatuhkan antar sesama dan diantara mereka tidak ada sekat-sekat dalam beragama atau dengan kata lain. Mereka tidak mensekat manusia dari sisi agama. GMNI sangat memahami perbedaan, karena mereka menganggap semuanya sama. Yang terpenting yaitu adanya rasa nasionalisme yang dimiliki oleh setiap para anggotanya. Akan tetapi, di GMNI khususnya GMNI UIN Walisongo sangat di anjurkan untuk memiliki keagamaan yang kuat, karena agama adalah dasar dari manusia itu berperilaku. Tertuang pula dalam PANCASILA yakni Ketuhanan yang Maha Esa yang sebagai dasar perjuangan selanjutnya dalam 5 ayat Pancasila tersebut.
c.         Lambang GMNI



d.        Sumber yang digunakan oleh GMNI adalah pancasiala, UUD 1945 dan AD/ART GMNI.




2.        Analisis Kelompok mengenai Gerakan Sosial yang ada di UIN Walisongo Semarang
Dari penelitian yang kami lakukan, ke tiga organisasi gerakan sosial ini lebih mengarah ke gerakan reformasi, karena dari ketiga organisasi ini hanya mengubah sebagian / aspek tertentu dari masyarakatnya, bukan sampai ke dasar masyarakatnya, seperti kewarganegaraan, atau identitas mereka. Gerakan ini hanya menginginkan perubahan dari dalam bukan perubahan keseluruhan masyarakatnya..

1)        PMII

Susunan Kepengurusan ketua PMII Komisariat Walisongo Semarang
Ketua                    : Sofiul Burhan
Ketua 1                 : Syafi’i
Wakil Ketua         : Tidak Ada
Sekertaris  : Ahmad Lutfi

Dari riset yang kami lakukan, PMII arah pergerakannya lebih kearah sosial dan politik. Gerakan PMII memiliki pengaruh yang kuat di UIN Walisongo menyangkut bagaimana menghadapi sittuasi luar organisarsi, menjaga kemitraan mereka, memberi pemecahan masalah-masalah sosial seperti mengadakan bakti sosial, advokasi (masalah politik, ekonomi, hukum). Beberapa langkah strategis dalam pergua hal gerakanya antara lain:
1. Sosiologi yaitu dilihat dalam dua hal tradisi, kultural dan budayanya yang kental dengan nilai-nilai Nahdhatul Ulama.
2. instrumen kebijakan dari sisi media sosiologi, yaitu menyangkut pergumulan untuk membangun keberadaan diri dan menyangkut aktualisasi diri.
3. Membangun instrument kebijakan sumber daya manusia dengan melakukan pelatihan kaderisasi.






Acara bakti sosial PMII
    
Pandangan PMII terhadap penerus Bangsa
Denagan adanya degradasi moral saai ini yang menempel pada tubuh penerus bangsa yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, globalisasi, dan kurangnya filter keagamaan pada jiwa penerus bangsa membuat para penerus bangsa menjadi egois, apatis, serta oportunis. Denagan ini PMII berharap dapat menjadi sebuah wadah yang pas untuk meningkatkan rakyat, dan tidak mudah
dipengaruhi oleh budaya asing.
Gerakan ini memiliki pengaruh yang sangat penting dalam kampus kita, banyak mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam gerakan ini. Dalam strategi pengembangannya mereka melakukan sosialisasi. Dan anggotanya tercipta hubungan timbal balik yang cukup intensif dan teratur, sehingga diharapkanya adanya pembagian tugas, serta norma-norma tertentu yang berlaku bagi mereka. Sehingga terbuntuklah peraturan-peraturan yang mengikat dan harus di patuhi para anggotanya. Gerakan ini lebih kepada sosial masyarakat mereka terjun langsung ke masyarakat hampir setiap permasalahan mengenai masyarakat gerakan ini berpartisipasi untuk mereka.

2)        HMI
Ketua: Muhammad Nurul Lazim
Alamat : Dusun Praguman, Desa Tuntang rt 2/ rw 5
Fakultas / jurusan: Ushuludin/ Tafsir Hadis
Dari penelitian yang kami lakukan, HMI memiliki arah gerakan yang lebih mengarah ke intelektual dan hafalan al-quran dan mereka di beri sebuah kewajiban untuk membuat sebuah karya. Dimana setiap diskusi mereka sering membahas  suatu pelajaran, dan menyetorkan hafalan-hafalan al-quran mereka. Organisasi HMI juga ikut serta dalam aksi demontrasi untuk menolak keputusan pemerintah yang bertentangan / memberatkan masyarakat
Salah satu karya anak HMI



HMI sifatnya independen secara organisatoris HMI tidak berada dibawah naungan organisasi apapun, mereka berdiri sendiri. Mereka sering kumpul kadang seminggu tiga kali biasanya mendiskusikan tentang dasar pemikiran mahasisawa dan materi-materi yang berkaitan dengan HMI seperti HMI menyadarkan mahasiswa tentang kemahasiswaanya bagaimana bertindak sebagai mahasiswa,keislamanya, dan ke Indonesiaanya karena tinggal Di Indonesia dan sebagai warga Indonesia. Sebagai pergerakan mahasiswa islam memuat tuju pokok pergerakan (1) dasar-dasar kepercayaan (2) pengertian dasar kemanusiaan (3) keharusan universal (taqdir) dan kebebasan berusaha (ikhtiyar) (4) ketuhanan yang maha Esa dan peri kemanusiaan (5) individu dan masyarakat (6) keadilan sosial dan ekonomi (7) kemanusiaan dan ilmu pengetahuan.
Sebagai organisasi kampus mereka lebih menggunakan intelektual mereka dalam menghadapi perubahan serta masalah-masalah yang sedang terjadi, setiap gerak langakah HMI selalu dilandasi dengan ajaran islam yang tercermin dalam pola perilaku dan bagaimana mereka menghadapi situasi.
Salah satu aksi penolakan pemerintah

3)        GMNI

Nama                                       : Yudha Mamduh (Bung Yudha)
Jenis Kelamin                          : Laki-laki
Tempat/ tanggal lahir               : Kendal, 23 Februari 1993
Fakultas / jurusan                    : Tarbiyah- Tadris Bahasa Inggris
Alamat asal                                          : Kendal
Domisili sekarang                    : Ngaliyan
Posisi dalam GMNI                 : Ketua
Motto hidup                                         : Do your best and get the best from God
Dari penelitian yang kami lakukan, GMNI memiliki arah gerakan yanag Nasionalis, dan ketuhanan yang maha Esa, dimana mereka tidak membeda-bedakan setiap anggota-anggotanya apakah mereka berasal dari agama islam, kristen, katolik, hindhu maupun budha. GMNI sangat memahami toleransi, karena setiap orang berhak atas agamanya masing-masing. Gerakan ini lebih ke nasionalisme.

 Semua gerakan sosial yang ada di UIN Walisongo memiliki pengaruh yang kuat menyangkut bagaimana menghadapi sittuasi luar organisasi, persoalan-persoalan di lingkungan sekitar, bagaimana seperti ketika ada persoalan pemerintahan yang tidak sesuai dengan masyarakat mereka ikut berpartisipasi dan melakukan aksi demonstrasi untuk menolak keputusan pemerintah yang sudah tidak merakyat.

Beberapa aksi demonstrasi yang dilakukan oleh gerakan sosial

        
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Kesimpulan
Kelompok organisasi yang ada di UIN Walisongo ini termasuk ke dalam kolompok organisasi sekunder, dan memiliki tipologi reformasi. Dengan adanya penelitian ini kami juga ingin memberi sedikit gambaran tentang organisasi ekstra yang ada di UIN Walisongo semarang. Sehingga semua yang membaca makalah ini bisa mengetahui gerakan organisasi yang ada di kampus ini.
Penutup
Dalam pembuatan laporan penelitian ini kami menyadari bahwa laporan penelitian kami belum sempurna seperti yang teman-teman harapkan. Untuk itu kami meminta saran teman-teman semua agar dapat memberi kami saran, agar pada pembutan makalah selanjutnya bisa lebih baik. Semoga makalah kami bisa bermanfaat bagi teman-teman semua dan kami ucapkan terima kasih.








BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Syarbaini, Syahriasl dan Rusdianti. 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Suprihatiningsih. 2014. Mahasiswa dan Gerakan Perubahan. Semarang: Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo.







[1] Suprihatiningsih, Mahasiswa dan Gerakan perubahan. Semarang: Fakultas Dakwah dan Komunkasi. Hlm 25-30
[2] Syahriah Syarbani dan Rusdiyanta, Dasar-dasar Sosiologi, Yogyakarta:Graha Ilmu, hlm 157-158
[3] Syahriah Syarbani dan Rusdiyanta, Dasar-dasar Sosiologi, Yogyakarta:Graha Ilmu, hlm 158-159
 [4] Suprihatiningsih, Mahasiswa dan Gerakan perubahan. Semarang: Fakultas Dakwah dan Komunkasi. Hlm 48-52