Kamis, 01 Juni 2017

Bahasa Indonesia

KARYA ILMIAH POPULER
PENDIDIKAN ISLAM
“ANATARA TUNTUTAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PROBLEMATIKA MODERNITAS”
DisusunGunaMemenuhiTugas
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
DosenPengampu: Bu Yuli Nur Khasanah

Oleh:
Ida Arofa ( 1401016024 )
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014

PENDAHULUAN

            Pendidikan pada dasanya adalah sebuah proses transformasi pengetahuan menuju kerah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan semua potensi manusia. Oleh karena itu, pendidikan tidak mengenal ruang dang waktu, ia tidak dibatasi oleh tebalnya tembok sekolah dan sempitnya waktu belajar di kelas. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja dan mampu melakukan proses belajar.
                        Sesuai dengan perkembangan dan tuntunan zaman, pendidikan Islam telah menampilkan dirinya sebagai pendidikan yang fleksibel, responsif, sesuai dengan perkembangan zaman, berorentasi ke masa depan, seimbang, berorientasi pada mutu yang unggul. Pendidikan Islam senantiasa mengalami inovasi dari waktu ke waktu. Tetapi juga terdapat problematika dan perubahan-perubahan sosial.

PEMBAHASAN

            Pendidikan Islam saat ini jauh berbeda dengan pendidikan Islam  sebagaimana zaman klasik dan pertengahan. Tantangan pendidikan Islam di zaman sekarang selain menghadadapi pertarungan ideologi-ideologi besar dunia, juga menghadapi berbagai kecenderungan yang tak ubahnya seperti badai besar seperti, kecenderungan integrasi ekonomi yang menyebabkan terjadinya persaingan bebas dalam dunia pendidikan. Menurut mereka dunia pendidikaan juga termasuk yang diperdagangkan, maka  dunia pendidikan saat ini juga dihadapkan pada logika bisnis. Mereka semakin membutuhkan perlakuan yang adil, akuntabel, cepat, tepat, dan profesional.
Beberapa Problemataka Modernitas
            Dewasa ini pendidikan Islam berada dalam era globalisasi yang ditandai oleh kuatnya tekanan ekonomi dalam kehidupan, dan teknologi komunikasi misalnya, selain memberikan manfaat berharga di dalam “menghemat” waktu perjalanan fisikal manusia, juga berimplikasi pada perselingkuhan baru yang destruktif seperti hilangnya persahabatan sejati, merosotnya intensitas tradisi silaturrahim, dan yang tren di kalangan anak muda deawasa ini, dikenal phone sex.
            Teknologi informasi dan telekomunikasi yang datang sampai ke kamar tidur, baik melalui media cetak, seperti surat kabar, majalah dan media elektronik, seperti televise dan internet. Sebaliknya implikasi negative perkembangan global memunculkan pribadi-pribadi yang miskin spiritual, jatuh dari makhluk spiritual ke lembah material-individualistik, eksistensi Tuhan hanya berdiam di relung pemikiran, diskusi, khutbah baik lisan maupun tulisan, dan mengalami frustasi eksistensial.
            Sistem pendidikan Islam diharapkan tidak saja saja sebgai penyangga nilai-nilai, tetapi sekaligus sebagai penyeru pikiran pikiran produktif dan berkolaborasi dengan kebutuhan zaman. Pendidikan Islam diharapkan tidak saja memainkan peran sebagai pelayanan rohaniah semata , yaitu fungsi yang sangat sempit dan suplementer, tetapi juga terlibat dan melibatkan diri di dalam pergaulan global.
            Ada beberapa hal yang bisa yang dilakukan bagi peningkatan sistem pendidikan Islam dan kecenderungan masa depan global. Pertama, umat islam harus mampu memanfaatkan sarana teknologi sebagai alat perjuangannya. Artinya, sarana teknologi perlu dijadikan alat perjuangan umat Islam dalam meningkatkan kualitas pendidikan, dan bukan sebaliknya sebagai prenghalang bagi kreativitas berfikir dan berbuat bagi perubahan kemajuan. Kedua, umat Islam harus secara terus-menerus meningkatkan SDM yang berkualitas iptek dan imtak secara bersamaan, atau peningkatan diri ke arah kekokohan spiritual, moral, dan intelektual. Ketiga, proses modernisasi adalah sesuatu yang meniscayakan bagi perombakan sistem pendidikan Islam, mulai dari pradigma, konsep, kerangka kerja, dan evaluasi.
Mengapa Under Privileged?
            Sejarah formulasi perilaku dan pemkiran kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari ikatan-ikatan konteks lingkungan seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan agama, di samping unsur internal seperti bakat dan potensi. Berbagai unsur internal dan eksternal ini senantiasa melingkupi kehidupan manusia sejak lahir sampai ajal menjemputnya. Disini dapat dikatakan secara eksistensial pelbagai unsur di atas memiliki peranan yang signifikan bagi kelangsungan kehidupan manusia. Kondisi lingkungan yang tidak menentu , ekonomi yang tidak stabil, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang rendah, dan kekokohan spiritual dan moral yang mulai rapuh, semua itu berpengaruh pada kehancuran manusia. Segala sesuatu yang berkorelasi pada kehidupan dan kebutuhan manusia lambat-laun akan mengalami kehancuran, tak terkecuali sistem pendidikan Islam. Artinya, eksistensi pendidikan Islam juga bergantung pada kelangsungan unsur-unsur di atas.
            Yang perlu dikatakan bahwa hidup ini adalah pilihan-pilihan. Ketetapan untuk mempertegas pilihan dalam konteks sistem pendidikan Islam yang aspiratif-responsif-progresif adalah kemungkinan tercapainya pembelajaran yang lebih baik dan bermakna.


Budaya Tidak Percaya Diri
            Sikap tidak percaya diri, sebagaimana yang dikatakan Munandir ( Kompas, 20 Juni 2003 ) , adanya penanganan pendidikan di Indonesia oleh pemerintah, sejak empat puluh tahun silam, sebagai unsur dan bukan prioritas dari dari seluruh oientasi sistem pembangunan nasional. Sehingga hal itu berimplikasi pada pengelolaan atau sistem manajerial pendidikan yang tidak profesional, dilaksanakan secara amatiran. Ini bisa dilihat dari rangkaian inovasi, perubahan sistem, diuji-cobakan pelbagai kurikulum dan orientasi, seluruhnya belum kelihatan pernah dilakukan evaluasi secara mendalam.
            Hal ini ditambah dengan rendahnya kualitas SDM yang dihailkan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia sebagai akibat dari minimnya sarana dan prasarana pendidikan, rendahnya kualitas guru, kurangnya pembinaan, Budaya tidak percaya diri juga lahir karena sistem pendidikan yang ada selama ini belum mengacu pada usaha untuk membebaskan masyarakat. Kecrdasan, kemahiran, dan keahlian yang diperoleh lewat pendidikan belum bisa menjadi kekuatan seperti apa yang pernah dikatakan Bung Karno.
Penyakit Dikatomi
            Kiranya anggapan sebagian masyarakat bahwa ilmu terdiri dari dua bagian  antara ilmu agama dan ilmu umum sampai sekarang masih menjadi peredebatan yang tak kunjung usai. Bahkan lebih ironid lagi dikatakan bahwa agama itu buakan ilmu, artinya wacana agama adalah  sesuatu yang lepas dari wacana ilmiah. Ini kemudian menimbulkan pemeakan lebih jauh antara apa yang disebut dengan ( pengetahuan yang bersumber dari wahyu Tuhan) dan ( pengetahuan yang berasal dari analisisis pikiran manusia ).
            Penyakit dikatomi keilmuan ini kiranya menjadi salah satu penyebab kemunduran umat Islam. Akibatnya, sistem pendidikan Islam sebagai manifestasi dari pada pesan-pesan tersebut yang berlangsung selama ini mengalami kemunduran dan bahkan terkesan di bawah disbanding dengan lembaga-lembaga pendidikan lainya.


Pendidikan sebagai Jendela Masa Depan
            Secara sosiologis, pendidikan selain memberikan dan memasuki masa depan, ia juga memiliki hubungan dengan transformasi  sosial-masyarakat. Kiranya masyarakat bahwa pendidikan merupakan sarana merubah masa depan. pendidkan diyakini mampu memberikan kemampuan teknologis, fungsional, informatife, dan terbuka bagi pilihan utama masyarakat. Kecenerunagan ini makin menguat manakala budaya global membikin masyarakat semakin terbuka dan sistematik yang lebih ditentukan oleh kompetensi rasional-individual, pengusaaan teknologi dan informasi, kerja keras, bukan lagi ditentukan oleh sesuatu yang tidak rasional.
                                                                    KESIMPULAN
           
            Pendidikan Islam dari berbagai sistem dan tingkatan dari waktu ke waktu senantiasa mengalami tantangan. Berbagai kemajuan atau ketertinggalan pendidikan islam sebagaimana yang telah di jelaskan di atas. Pendidikan Islam saat ini lebih berat dibandingkan Islam di masa lalu, Sistem pendidikan Islam diharapkan tidak saja saja sebgai penyangga nilai-nilai, tetapi sekaligus sebagai penyeru pikiran pikiran produktif dan berkolaborasi dengan kebutuhan zaman. Pendidikan Islam diharapkan tidak saja memainkan peran sebagai pelayanan rohaniah semata , yaitu fungsi yang sangat sempit dan suplementer, tetapi juga terlibat dan melibatkan diri di dalam pergaulan global.


DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali, 2013
Barizi, Ahmad. Pendidikan Integratif. Jalan Gajayana 50 Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2011
Mansur. Ilmu Pendidikan Islam. Semarang;  Rasail Media Group, 2010

Pengantar Manajemen



BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Di zaman globalisasi sekarang ini, aktifitas manusia semakin banyak sehingga banyak manusia yang sibuk dengan kegiatannya sendiri. Maka dari itu disetiap butuh manajemen terhadap jadwal yang ada agar disetiap kegiatannya bias dilaksanakan secara teratur. Maka dari itu disetiap manajemen waktu tersebut butuh sebuah perencanaan jadwal untuk kegiatan kedepan supaya disetiap kegiatan-kegiatan sudah ada rancangan terlebih dahulu.
Begitupun juga dalam sebuah manajemen perusahaan memerlukan sebuah perencanaan sebelum menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam makalah ini kami akan memberikan sedikit materi tentang perencanaan yang berisi tentang dasar perencanaan, proses perencanaan, taktik dan operasional perencanaan.

B.   RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian perencanaan?
2.      Bagaimana dasar pemikiran perencanaan?
3.      Bagaimana proses perencanaan?
4.      Bagaimana perencanaan stratejik?
5.      Bagaimana taktik dan operasional perencanaan?




BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Perencanaan
Menurut pendapat beberapa ahli
·         New man : Perecanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan di kerjakan.
·         Louis A. Allen : penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan[1]
·        Koontz and O’dosinel : fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari berbagai alternative dari pada tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program[2]
Unsur-unsur suatu rencana :
Ada penulis yang berperndapat bahwa suatu rencana mengandung unsur – unsur sbb. :
1)      Tujuan perusahaan : unsur utama dari sesuatu recana adalah tujuan perusahaan harus jelas pada setiap rencana apa yang menjadi tujuan. Tujuan itu dapat berifat material dan moral. Moral mencari keuntungan sebesar-besarnya, moral untuk mensukseskan program pemerintah dibidang sadang-pangan/ memberi kesempatan kerja kepada anggota masyarakat yang menganggur dsb.
2)      Politik perusahaan : merupakan peraturan-peraturan / pedoman-peoman yang digariskan bagi tindakan organisasi, untuk mencapai tujuan dengan hasil yang baik.
3)      Prosedur : yakni urutan-urutan pelaksanaan yang harus dituruti oleh seorang dalam melakukan suatu tindakan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu.
4)      Budget : merupakan suatu angarran, yakni ihtisar dari hasil-hasil yan diharapkan untuk dicapai dan pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan untuk mencapai hal tsb.
5)      Program : adalah campuran daripada politik, prosedur dan budget yang dimaksudkan untuk menetapkan suatu rangkaian tindakan-tindakan untuk waktu yang akan datang.
Louis A. Allen : bahwa kegiatan-kegiatan pada fungsi perencanaan tediri dari:

a.       Meramalkan (forecasting)
Pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memperkirakan waktu yang akan datang.
b.      Menetapkan maksud-maksud tujuan seseorang manajer harus dapat meramalkan akan hasil akhir yang khusus diharapkannya dari pekerjaan ini dilakukan untuk menentukan tujuan atau saran-saran tanya untuk menemukan semua pekerjaan.
c.       Mengacarakan (programming )
Pekerjaan ini dilakukan oleh manajer dalam menetapkan urutan-urutan dari kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai maksud dan tujuan tsb.
d.      Menyusun tata waktu (scheduling)
Manajer harus dapat menentukan waktu yang tepat
e.       Menyusun anggaran belanja (budgeting)
Dilakukan manajer dalam mengalokasikan sumber-sumber yang tersedia padanya, disini ditentukan alat-alat tentang manusia dan fasilitas  yang diperlukan. Dan pelaksanakan dengan cara penghematan dan efektifitas yang sebesar-besarnya. Dan anggaran ini dinyatakan dalam bentuk keuangan
f.       Memperkembangkan prosedur (developing prosedur)
Untuk penghematan, efektifitas dan keseragaman yang sebesar-besarnya. Pekerjan tertentu harus dilakukan atas cara yang tepat, dimanapun pekerjaan itu diselenggarakan. Tujuan manajer yaitu untuk menormalsasikan pekerjaan
g.      Menetapkan dan menafsirkan kebijaksanaan
Seorang manajer harus  dapat menafsirkan kebijaksanaan-kebijaksanaan guna menjamin keseragaman dan keselarasan tindakan-tindakan dalam menguasai masalah-masalah dan situasi pokok[3]
B.   Pemikiran Dasar dari Perencanaan Teori
Suatu perencanaan selalu mengambil tindakan yang rasional dengan cerdas.Tetapi sebenarnya, suatu tindakan berpikir cerdas tersebut merupakan pemikiran tentang suatu subjek dari banyak pendapat.  Termasuk juga para pendukung kebijakan substantif yang membuat suatu perencanaan melalui proses pemikiran rasional. Mereka menyebutnya proses perencanaan  ini sebagai tindakan yang rasional karena argumen yang ada dapat merekonstruksi dan membuat kesimpulan sehingga orang lain yg dipimpin dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang sama.  Sebuah diskusi  intelektual atau cendekiawan mempunyai kritk ideologis yang dapat memperkaya suatu proposal perencanaan. Tetapi, kritik ideologis ini sudah semakin berkurang perannya sebagai pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan.
Jadi, seorang pengambil keputusan biasanya dilibatkan dengan banyak argumen yang dibuat oleh para pendukung tindakan serta dihadapkan dengan masalah menilai suatu tindakan dari berbagai argumen tersebut agar dapat diterima.  Bagi mereka informasi yang diberikan oleh suatu kritik ideologis merupakan rambu yang berguna tentang apa yang mungkin mendasari proposal. Kritik ini digunakan untuk mengevaluasi argumen, menilai tempat untuk penerimaan dan kesimpulan. Selain itu, seorang pengambil keputusan akan menggabungkan  tuntutan tertentu dan proposalnya menjadi satu pilihan tang rasional secara keseluruhan. Sehingga dapat menjadi kesimpulan yang dinilai sebagai intelegensi / kecerdasan. Jadi, proses perencanaan rasional itu adalah menggunakanpengambil keputusan harus  mempunyai dpendukung tertentu untuk menyajikan argumen dan menggunakan prosedur intelegensi dalam menentukan keinginan praktis.
Suatu perencanaan identik dengan suatu sistem analisis yaitu dalam konteks yang berbeda , disebut dengan penelitian operasional.  Beer (1966) menggambarkan penelitian operasional sebagai berikut :  “Penelitian operasional adalah serangan ilmu modern terhadap masalah kompleks yang timbul dalam arah dan pengelolaan sistem besar laki-laki. Mesin, smaterial dan uang dalam industri, bisnis, pemerintah dan pertahanan. Pendekatan distinetive adalah untuk mengembangkan model scientifik dari sistem, menggabungkan ukuran faktor kesempatan dan risiko tersebut, yang dapat digunakan untuk memprediksi dan membandingkan hasil dari keputusan alternatif, strategi dan kontrol. Tujuannya adalah untuk membantu manajemen menentukan kebijakan dan tindakan ilmiah.”
·         Pertumbuhan Manusia
Pertumbuhan manusia merupakan alasan mengapa kita harus mempunyai rencana, atau bisa disebut alasan dari teori perencanaan. Maksudnya adalah pertumbuhan manusia merupakan sudut pandang yang diambil dalam proses pembangunan framework konseptual untuk memikirkan perencanaan.  Pertumbuhan manusia mempunyai dua aspek yaitu pertumbuhan sebagai produk dan sebagai proses menuju hasil yang sama. Tujuan dari proses pertumbuhan ini sendiri terkadang tidak saja ditujukan untuk mendapatkan hasil, tetapi juga kemampuan untuk mencapai pertumbuhan yang masih berlanjut. Sebagai sebuah produk, pertumbuhan tidak bisa diukur secara numerik seperti pooulasi meningkat, GNP, dan Indeks standar hidup. Sedangkan pertumbuhan sebagai sebuah proses mengacu dalam pembelajaan dan kreativitas.
Alasan pertumbuhan manusia sebagai akhir perencanaan , yaitu karena pertumbuhan sebagai pedoman pembangunan diri sendiri, serta ketersediannya model pertumbuhan. Maka dari itu, banyak para ahli atau peneliti menilai bahwa pertumbuhan merupakan konsep verifikasi secara empiris dan sebuah kondisi pertumbuhan tersebut bersifat terbuka untuk analisis dan manipulasi.Pertumbuhan manusia sendiri terkait dengan pembimbing diri sendiri. Banyak hambatan yang ditemukan dalam argumen mengenai dua aspek tersebut, yaitu : masalah distribusi sumber daya.Maka cara untuk menghapuskan hambatan pertumbuhan manusia berarti harus dengan mengubah diri kita sendiri.
Alasan lain terletak pada kesadaran. Kesadaran menurut Deutsh (1966) merupakan tingkat tertinggi feedback atau umpan balik sebagai proses informasi yang dihasilkan dalam tindakan. Karena manusia memiliki kesadaran , maka kapasitas mereka untuk belajar adalah jauh lebih besar daripada mesin yang paling canggih. Tetapi kedasaran ini tidak perlu dianggap sesuatu yang sama sekali diluar pemahaman kita. Menurutnya juga kesadaran dibagi menjadi dua yaitu, kesadaran sederhana dimana sebuah variabel dipertahankan konstan.Kedua adalah kesadaran yang berperilaku sebagai objek.Kesadaran juga penting menurut dia karena berkaitan dengan penentuan nasib sendiri.
Demikian juga menurut ahli Bucdey (1967) yang menekankan pentingnya sosial terhadap lingkungan sosial.Sedangkan Etzioni (1968) juga menghubungkan konsep panduan diri dengan orang-orang dari kesadaran dan pertumbuhan.Mereka menganggap pertumbuhan manusia sebagai ideal dalam arti manusia dapat mengubah lingkungan fisik dan memanfaatkan sumber daya.Dalam arti kedua, pertumbuhan dinilai sebahai panduan diri.  Ketiga adalah pertumbuhan sebagai prinsip evolusi, yaitu peningkatan berbagai pencapaian tujuan yg dalam kehidupan organisme adalah prinsip yang mendasari proses evolusi.
Petumbuhan termasuk dalam model sibernetika (cybernetics). Model ini mampu untuk menjelaskan perilaku mencari tujuan.Model ini memberikan penjelasan serta menyimpulkan adanya ujung dari perilaku nyata seperti proses umpan balik. Ujung perilaku tersebut berhubungan dengan pola arus informasi.Model pertumbuhan tidak memberikan arahan dalam mengamati pertumbuhan, mereka hanya menunjukan konkret “real” untuk peningkatan pertumbuhan. Seperti yang dikatakan oleh Buckley (1967) yang telah membedakan dua proses dalam membanguna dua jenis umpan balik, yaitu morphotasis dan morfogenesis. Morphotasis adalah proses dimana sebuah sistem mempertahankan apa yang telah diberikan. Jenis umpan balik yang terdapat dalam morphotasis adalah umpan balik negatif. Sedangkan, morfogenesis mengacu pada proses yang cenderung untuk menguraikan suatu sistem, yaitu yang mengarah pada pertumbuhan. Umpan balik yang digunakan dalam morfogenesis adalah umpan balik positif.
·         Pilihan Untuk Dibuat
Setelah kita mengetahui alasan merupakan nilai yang ideal maka sekarang kita akan membahas hal apa yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yg berhubungan dengan pertumbuhan manusia. Tantangan tersebut adalah tantangan untuk mengejar pertumbuhan tanpa henti, tantangan untuk melawan hambatan pertumbuhan dimanapun itu berada, tantangan akan kecemasan yang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam mengejar pertumbuhan, serta tantangan berbagi tanggung jawab untuk masa depan. Maka diperlukannya sebuah pilihan untuk melawan peningkatan diri, untuk pertumbuhan manusia. Tetapi pilihan juga dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan dan bisa untuk menghilangkan peluang masa depan. Oleh karena itu, sebuah pilihan juga mempunyai unsur risiko.Tetapi, jika kita menghindar dari pilihan berarti kita telah menghindar dari tanggung jawab.Sebuah tanggung jawab untuk nasibnya diri sendiri.[4]
C.   Proses pembuatan rencana
Tingkatan-tingkatan atau langkah-langkah tsb. adalah sbb. :
a.       Menetapkan tugas dan tujuan
         Tujuan dan tugas adalah dua pengertian yang mempunyai hubungan yang sangat erat, bila kita melaksanakan suatu tugas, pasti ada yang menjadi tujuan kegiatan kita itu. Sebaliknya suatu tujuan tidak akan tercapai, bila kita tidak melakukan suatu kegiatan, yakni melakukan suatu tugas, melakukan pengamatan beishline sbb.
         Sebelum suatu tindakan perencanaan dapat berlangsung, perlulah tujuan organisasi diketahui. Orang tidak dapat melakukan perencanaan yang efektif, kalau ia tidak megetahui tujuan yang harus dicapai dengan tujuan perencanaannya itu. Seluruh perencanaan ditujukan kepada pencapaian tujuan. Akan tetapi adalah mengherankan betapa sering tindakan perencanaan dimulai hanya dengan gambaran yang kabur/ membingungkan tentang tujuan itu.[5]
b.      Mengobservasi dan menganalisa.
        
         Setelah tugas dan tujuan suatu perusahaan sudah ditetapkan maka langkah berikutnya ialah mencari/ mengobservasi factor-faktor yang  mempermudah pencapaian tujuan. Bila faktor-faktor tersebut sudah terkumpul, lalu dianalisa untuk dapat menetapkan mana yang masih efektif dipergunakan pada masa yang akan datang. Factor-faktor tersebut didapatkan dari pengalaman-pengalaman yang lalu dan juga pengalaman pihak-pihak yang lain.
c.        Mengadakan kemungkinan-kemungkinan
         Tersedianya bahan-bahan yang diperoleh pada langkah terdahulu, memberikan perencanaan yang dapat memberikan beberapa kemungkinan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sudah barang tentu terdapat beberapa kemungkinan untuk mendapat sesuatu tujuan.
d.       Membuat sintesa
   Terdapat beberapa kemungkinan-kemungkinan untuk mendapat suatu tujuan memaksa si pembuat rencana harus memilih berbagai alterntaif itu. Pemilihan salah satu kemungkinan seringkali tidak tepat. Sebab masing-masing kemungkinan selalu mengndung unsure-unsur yang baik, disamping adanya sela-sela negatifnya. Oleh karena itu pada fase ini pembuat rencana haruslah mengawinkan/ membuat sintesa dari berbagai kemungkinan itu. Sela-sela yang negative dari masing-masing kemungkinan dibuang, dan unsure-unsurnya yang positive diambil. Sehinga diperoleh sintesa dari beberapa kemungkinan[6]
D.   Perencanaan strategis
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).[7]
Perencanaan strategis (strategic planning) adalah proses penentuan tujuan-tujuan utama sebuah organisasi kemudian menggerakkan dan mengalokasikan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Tingkat perencanaan yang paling jauh jangkauannya adalah perencanaan strategis.

E.  Perencanaan Taktis (Tactical Planning) dan Perencanaan Operasional          (Operational Planning)
Perencanaan taktis (tactical planning) melibatkan pengimenplementasian aktivitas yang telah ditentukan oleh rencana strategis. Rencana-rencana taktis akan memandu aktivitas berjalan dan yang dibutuhkan untuk mengimenplementasikan strategi secara keseluruhan.
Perencanaan operasional (operational planning) membuat standar-standar terinci yang memandu implementasi rencana-rencana taktis. Aktivitas ini melibatkan pemilihan sasaran-sasaran kerja spesifik dan melibatkan tugas kepada karyawan dan tim untuk melaksanakan rencana. Berbeda dengan perencanaan strategis yang berfokus pada organisasi secara keseluruhan, perencanaan operasional berhubungan dengan pembuatan dan pengimenpletasian taktis dalam area-area fungsional yang spesifik.[8]












                                                                         BAB III
KESIMPULAN

1.     Pengertian Perencanaan
·         New man : Perecanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan di kerjakan.
Louis A. Allen : penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan
2.     Pemikiran Dasar dari Perencanaan Teori
Suatu perencanaan selalu mengambil tindakan yang rasional dengan cerdas.Tetapi sebenarnya, suatu tindakan berpikir cerdas tersebut merupakan pemikiran tentang suatu subjek dari banyak pendapat
3.     Proses pembuatan rencana
Tingkatan-tingkatan atau langkah-langkah tsb. adalah sbb. :
a.       Menetapkan tugas dan tujuan
b.      Mengobservasi dan menganalisa.
c.       Mengadakan kemungkinan-kemungkinan.
d.      Membuat sintesa
4.     Perencanaan strategis

Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )

5.      Perencanaan Taktis (Tactical Planning) dan Perencanaan Operasional          (Operational Planning)

·        Perencanaan taktis (tactical planning) melibatkan pengimenplementasian aktivitas yang telah ditentukan oleh rencana strategis.
·        Perencanaan operasional (operational planning) membuat standar-standar terinci yang memandu implementasi rencana-rencana taktis


BAB IV
PENUTUP

Demikian makalah yang kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna yang seperti teman-teman harapkan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua, guna menjadikan makalah ini lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan atas perhatian kalian semua kami ucapkan terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA
Manullang,M,Dasar-dasar Manajemen,Jakarta,1981.
http://blog.ub.ac.id/hnnsybrn/2013/11/13/pemikiran-dasar-dari-perencanaan-teori/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_strategis
http://lizhasyafar.blogspot.com/2012/06/fungsi-perencanaan-part-ii-homework.html




[1] M. Manullang,Dasar-dasar manajemen,Jakarta,1981,hal.47
[2] Ibid. hal.47 – 48

[3] Ibid. hal. 51
[4] http://blog.ub.ac.id/hnnsybrn/2013/11/13/pemikiran-dasar-dari-perencanaan-teori/
[5] M. Manullang,Dasar-dasar manajemen,Jakarta,1981,hal.53
[6] M. Manullang,Dasar-dasar manajemen,Jakarta,1981,hal.54
[8] http://lizhasyafar.blogspot.com/2012/06/fungsi-perencanaan-part-ii-homework.html