BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Di
zaman globalisasi sekarang ini, aktifitas manusia semakin banyak sehingga
banyak manusia yang sibuk dengan kegiatannya sendiri. Maka dari itu disetiap
butuh manajemen terhadap jadwal yang ada agar disetiap kegiatannya bias
dilaksanakan secara teratur. Maka dari itu disetiap manajemen waktu tersebut
butuh sebuah perencanaan jadwal untuk kegiatan kedepan supaya disetiap
kegiatan-kegiatan sudah ada rancangan terlebih dahulu.
Begitupun
juga dalam sebuah manajemen perusahaan memerlukan sebuah perencanaan sebelum
menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam makalah ini kami akan
memberikan sedikit materi tentang perencanaan yang berisi tentang dasar
perencanaan, proses perencanaan, taktik dan operasional perencanaan.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian perencanaan?
2. Bagaimana
dasar pemikiran perencanaan?
3. Bagaimana
proses perencanaan?
4. Bagaimana
perencanaan stratejik?
5. Bagaimana
taktik dan operasional perencanaan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perencanaan
Menurut pendapat
beberapa ahli
·
New man : Perecanaan
adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan di kerjakan.
·
Louis A. Allen :
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan[1]
·
Koontz and
O’dosinel : fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari
berbagai alternative dari pada tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan,
prosedur-prosedur, dan program-program[2]
Unsur-unsur
suatu rencana :
Ada
penulis yang berperndapat bahwa suatu rencana mengandung unsur – unsur sbb. :
1) Tujuan
perusahaan : unsur utama dari sesuatu recana adalah tujuan perusahaan harus
jelas pada setiap rencana apa yang menjadi tujuan. Tujuan itu dapat berifat
material dan moral. Moral mencari keuntungan sebesar-besarnya, moral untuk
mensukseskan program pemerintah dibidang sadang-pangan/ memberi kesempatan
kerja kepada anggota masyarakat yang menganggur dsb.
2) Politik
perusahaan : merupakan peraturan-peraturan / pedoman-peoman yang digariskan
bagi tindakan organisasi, untuk mencapai tujuan dengan hasil yang baik.
3) Prosedur
: yakni urutan-urutan pelaksanaan yang harus dituruti oleh seorang dalam
melakukan suatu tindakan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu.
4) Budget
: merupakan suatu angarran, yakni ihtisar dari hasil-hasil yan diharapkan untuk
dicapai dan pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan untuk mencapai hal tsb.
5) Program
: adalah campuran daripada politik, prosedur dan budget yang dimaksudkan untuk
menetapkan suatu rangkaian tindakan-tindakan untuk waktu yang akan datang.
Louis A. Allen : bahwa
kegiatan-kegiatan pada fungsi perencanaan tediri dari:
a. Meramalkan
(forecasting)
Pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang manajer dalam memperkirakan waktu yang akan datang.
b. Menetapkan
maksud-maksud tujuan seseorang manajer harus dapat meramalkan akan hasil akhir
yang khusus diharapkannya dari pekerjaan ini dilakukan untuk menentukan tujuan
atau saran-saran tanya untuk menemukan semua pekerjaan.
c. Mengacarakan
(programming )
Pekerjaan ini dilakukan
oleh manajer dalam menetapkan urutan-urutan dari kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai maksud dan tujuan tsb.
d. Menyusun
tata waktu (scheduling)
Manajer harus dapat
menentukan waktu yang tepat
e. Menyusun
anggaran belanja (budgeting)
Dilakukan manajer dalam
mengalokasikan sumber-sumber yang tersedia padanya, disini ditentukan alat-alat
tentang manusia dan fasilitas yang
diperlukan. Dan pelaksanakan dengan cara penghematan dan efektifitas yang
sebesar-besarnya. Dan anggaran ini dinyatakan dalam bentuk keuangan
f. Memperkembangkan
prosedur (developing prosedur)
Untuk penghematan,
efektifitas dan keseragaman yang sebesar-besarnya. Pekerjan tertentu harus dilakukan
atas cara yang tepat, dimanapun pekerjaan itu diselenggarakan. Tujuan manajer yaitu
untuk menormalsasikan pekerjaan
g. Menetapkan
dan menafsirkan kebijaksanaan
Seorang manajer harus dapat menafsirkan kebijaksanaan-kebijaksanaan
guna menjamin keseragaman dan keselarasan tindakan-tindakan dalam menguasai
masalah-masalah dan situasi pokok[3]
B. Pemikiran Dasar dari
Perencanaan Teori
Suatu
perencanaan selalu mengambil tindakan yang rasional dengan cerdas.Tetapi
sebenarnya, suatu tindakan berpikir cerdas tersebut merupakan pemikiran tentang
suatu subjek dari banyak pendapat. Termasuk juga para pendukung kebijakan
substantif yang membuat suatu perencanaan melalui proses pemikiran rasional.
Mereka menyebutnya proses perencanaan ini sebagai tindakan yang rasional
karena argumen yang ada dapat merekonstruksi dan membuat kesimpulan sehingga
orang lain yg dipimpin dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang sama.
Sebuah diskusi intelektual atau cendekiawan mempunyai kritk
ideologis yang dapat memperkaya suatu proposal perencanaan. Tetapi, kritik
ideologis ini sudah semakin berkurang perannya sebagai pengambilan keputusan
dalam suatu perencanaan.
Jadi,
seorang pengambil keputusan biasanya dilibatkan dengan banyak argumen yang
dibuat oleh para pendukung tindakan serta dihadapkan dengan masalah menilai
suatu tindakan dari berbagai argumen tersebut agar dapat diterima. Bagi
mereka informasi yang diberikan oleh suatu kritik ideologis merupakan rambu
yang berguna tentang apa yang mungkin mendasari proposal. Kritik ini digunakan
untuk mengevaluasi argumen, menilai tempat untuk penerimaan dan kesimpulan.
Selain itu, seorang pengambil keputusan akan menggabungkan tuntutan
tertentu dan proposalnya menjadi satu pilihan tang rasional secara keseluruhan.
Sehingga dapat menjadi kesimpulan yang dinilai sebagai intelegensi /
kecerdasan. Jadi, proses perencanaan rasional itu adalah menggunakanpengambil
keputusan harus mempunyai dpendukung tertentu untuk menyajikan argumen
dan menggunakan prosedur intelegensi dalam menentukan keinginan praktis.
Suatu
perencanaan identik dengan suatu sistem analisis yaitu dalam konteks yang
berbeda , disebut dengan penelitian operasional. Beer (1966)
menggambarkan penelitian operasional sebagai berikut : “Penelitian
operasional adalah serangan ilmu modern terhadap masalah kompleks yang timbul
dalam arah dan pengelolaan sistem besar laki-laki. Mesin, smaterial dan uang
dalam industri, bisnis, pemerintah dan pertahanan. Pendekatan distinetive
adalah untuk mengembangkan model scientifik dari sistem, menggabungkan ukuran
faktor kesempatan dan risiko tersebut, yang dapat digunakan untuk memprediksi
dan membandingkan hasil dari keputusan alternatif, strategi dan kontrol. Tujuannya
adalah untuk membantu manajemen menentukan kebijakan dan tindakan ilmiah.”
·
Pertumbuhan Manusia
Pertumbuhan
manusia merupakan alasan mengapa kita harus mempunyai rencana, atau bisa
disebut alasan dari teori perencanaan. Maksudnya adalah pertumbuhan manusia
merupakan sudut pandang yang diambil dalam proses pembangunan framework
konseptual untuk memikirkan perencanaan. Pertumbuhan manusia mempunyai
dua aspek yaitu pertumbuhan sebagai produk dan sebagai proses menuju hasil yang
sama. Tujuan dari proses pertumbuhan ini sendiri terkadang tidak saja ditujukan
untuk mendapatkan hasil, tetapi juga kemampuan untuk mencapai pertumbuhan yang
masih berlanjut. Sebagai sebuah produk, pertumbuhan tidak bisa diukur secara
numerik seperti pooulasi meningkat, GNP, dan Indeks standar hidup. Sedangkan
pertumbuhan sebagai sebuah proses mengacu dalam pembelajaan dan kreativitas.
Alasan
pertumbuhan manusia sebagai akhir perencanaan , yaitu karena pertumbuhan
sebagai pedoman pembangunan diri sendiri, serta ketersediannya model
pertumbuhan. Maka dari itu, banyak para ahli atau peneliti menilai bahwa
pertumbuhan merupakan konsep verifikasi secara empiris dan sebuah kondisi
pertumbuhan tersebut bersifat terbuka untuk analisis dan manipulasi.Pertumbuhan
manusia sendiri terkait dengan pembimbing diri sendiri. Banyak hambatan yang
ditemukan dalam argumen mengenai dua aspek tersebut, yaitu : masalah distribusi
sumber daya.Maka cara untuk menghapuskan hambatan pertumbuhan manusia berarti
harus dengan mengubah diri kita sendiri.
Alasan lain
terletak pada kesadaran. Kesadaran menurut Deutsh (1966) merupakan tingkat
tertinggi feedback atau umpan balik sebagai proses informasi yang dihasilkan
dalam tindakan. Karena manusia memiliki kesadaran , maka kapasitas mereka untuk
belajar adalah jauh lebih besar daripada mesin yang paling canggih. Tetapi
kedasaran ini tidak perlu dianggap sesuatu yang sama sekali diluar pemahaman
kita. Menurutnya juga kesadaran dibagi menjadi dua yaitu, kesadaran sederhana
dimana sebuah variabel dipertahankan konstan.Kedua adalah kesadaran yang
berperilaku sebagai objek.Kesadaran juga penting menurut dia karena berkaitan
dengan penentuan nasib sendiri.
Demikian
juga menurut ahli Bucdey (1967) yang menekankan pentingnya sosial terhadap
lingkungan sosial.Sedangkan Etzioni (1968) juga menghubungkan konsep panduan
diri dengan orang-orang dari kesadaran dan pertumbuhan.Mereka menganggap
pertumbuhan manusia sebagai ideal dalam arti manusia dapat mengubah lingkungan
fisik dan memanfaatkan sumber daya.Dalam arti kedua, pertumbuhan dinilai
sebahai panduan diri. Ketiga adalah pertumbuhan sebagai prinsip evolusi,
yaitu peningkatan berbagai pencapaian tujuan yg dalam kehidupan organisme adalah
prinsip yang mendasari proses evolusi.
Petumbuhan
termasuk dalam model sibernetika (cybernetics). Model ini mampu untuk
menjelaskan perilaku mencari tujuan.Model ini memberikan penjelasan serta
menyimpulkan adanya ujung dari perilaku nyata seperti proses umpan balik. Ujung
perilaku tersebut berhubungan dengan pola arus informasi.Model pertumbuhan
tidak memberikan arahan dalam mengamati pertumbuhan, mereka hanya menunjukan
konkret “real” untuk peningkatan pertumbuhan. Seperti yang dikatakan oleh Buckley
(1967) yang telah membedakan dua proses dalam membanguna dua jenis umpan balik,
yaitu morphotasis dan morfogenesis. Morphotasis adalah proses dimana sebuah
sistem mempertahankan apa yang telah diberikan. Jenis umpan balik yang terdapat
dalam morphotasis adalah umpan balik negatif. Sedangkan, morfogenesis mengacu
pada proses yang cenderung untuk menguraikan suatu sistem, yaitu yang mengarah
pada pertumbuhan. Umpan balik yang digunakan dalam morfogenesis adalah umpan
balik positif.
·
Pilihan Untuk Dibuat
Setelah
kita mengetahui alasan merupakan nilai yang ideal maka sekarang kita akan
membahas hal apa yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yg berhubungan
dengan pertumbuhan manusia. Tantangan tersebut adalah tantangan untuk mengejar
pertumbuhan tanpa henti, tantangan untuk melawan hambatan pertumbuhan dimanapun
itu berada, tantangan akan kecemasan yang terlibat dalam pengambilan keputusan
dalam mengejar pertumbuhan, serta tantangan berbagi tanggung jawab untuk masa
depan. Maka diperlukannya sebuah pilihan untuk melawan peningkatan diri, untuk
pertumbuhan manusia. Tetapi pilihan juga dapat menyebabkan konsekuensi yang
tidak diinginkan dan bisa untuk menghilangkan peluang masa depan. Oleh karena
itu, sebuah pilihan juga mempunyai unsur risiko.Tetapi, jika kita menghindar
dari pilihan berarti kita telah menghindar dari tanggung jawab.Sebuah tanggung
jawab untuk nasibnya diri sendiri.[4]
C.
Proses
pembuatan rencana
Tingkatan-tingkatan
atau langkah-langkah tsb. adalah sbb. :
a. Menetapkan
tugas dan tujuan
Tujuan
dan tugas adalah dua pengertian yang mempunyai hubungan yang sangat erat, bila
kita melaksanakan suatu tugas, pasti ada yang menjadi tujuan kegiatan kita itu.
Sebaliknya suatu tujuan tidak akan tercapai, bila kita tidak melakukan suatu
kegiatan, yakni melakukan suatu tugas, melakukan pengamatan beishline sbb.
Sebelum
suatu tindakan perencanaan dapat berlangsung, perlulah tujuan organisasi
diketahui. Orang tidak dapat melakukan perencanaan yang efektif, kalau ia tidak
megetahui tujuan yang harus dicapai dengan tujuan perencanaannya itu. Seluruh
perencanaan ditujukan kepada pencapaian tujuan. Akan tetapi adalah mengherankan
betapa sering tindakan perencanaan dimulai hanya dengan gambaran yang kabur/
membingungkan tentang tujuan itu.[5]
b. Mengobservasi
dan menganalisa.
Setelah
tugas dan tujuan suatu perusahaan sudah ditetapkan maka langkah berikutnya
ialah mencari/ mengobservasi factor-faktor yang
mempermudah pencapaian tujuan. Bila faktor-faktor tersebut sudah
terkumpul, lalu dianalisa untuk dapat menetapkan mana yang masih efektif
dipergunakan pada masa yang akan datang. Factor-faktor tersebut didapatkan dari
pengalaman-pengalaman yang lalu dan juga pengalaman pihak-pihak yang lain.
c. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan
Tersedianya bahan-bahan yang diperoleh
pada langkah terdahulu, memberikan perencanaan yang dapat memberikan beberapa
kemungkinan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sudah barang tentu terdapat
beberapa kemungkinan untuk mendapat sesuatu tujuan.
d. Membuat sintesa
Terdapat
beberapa kemungkinan-kemungkinan untuk mendapat suatu tujuan memaksa si pembuat
rencana harus memilih berbagai alterntaif itu. Pemilihan salah satu kemungkinan
seringkali tidak tepat. Sebab masing-masing kemungkinan selalu mengndung
unsure-unsur yang baik, disamping adanya sela-sela negatifnya. Oleh karena itu
pada fase ini pembuat rencana haruslah mengawinkan/ membuat sintesa dari
berbagai kemungkinan itu. Sela-sela yang negative dari masing-masing
kemungkinan dibuang, dan unsure-unsurnya yang positive diambil. Sehinga
diperoleh sintesa dari beberapa kemungkinan[6]
D.
Perencanaan
strategis
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah
sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk
melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah
petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka
bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh
organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan
perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada
proses perencanaan strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan
manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah
senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk
mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka
mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer
operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan
strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara
tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah
perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).[7]
Perencanaan strategis (strategic planning) adalah
proses penentuan tujuan-tujuan utama sebuah organisasi kemudian menggerakkan
dan mengalokasikan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Tingkat
perencanaan yang paling jauh jangkauannya adalah perencanaan strategis.
E. Perencanaan Taktis (Tactical
Planning) dan Perencanaan Operasional (Operational Planning)
Perencanaan
taktis (tactical planning) melibatkan pengimenplementasian aktivitas
yang telah ditentukan oleh rencana strategis. Rencana-rencana taktis akan
memandu aktivitas berjalan dan yang dibutuhkan untuk mengimenplementasikan
strategi secara keseluruhan.
Perencanaan
operasional (operational planning) membuat standar-standar terinci yang
memandu implementasi rencana-rencana taktis. Aktivitas ini melibatkan pemilihan
sasaran-sasaran kerja spesifik dan melibatkan tugas kepada karyawan dan tim
untuk melaksanakan rencana. Berbeda dengan perencanaan strategis yang berfokus
pada organisasi secara keseluruhan, perencanaan operasional berhubungan dengan
pembuatan dan pengimenpletasian taktis dalam area-area fungsional yang
spesifik.[8]
|
|
|
|
KESIMPULAN
1. Pengertian
Perencanaan
·
New man :
Perecanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan di kerjakan.
Louis A. Allen : penentuan
serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan
2. Pemikiran Dasar dari
Perencanaan Teori
Suatu perencanaan selalu mengambil
tindakan yang rasional dengan cerdas.Tetapi sebenarnya, suatu tindakan berpikir
cerdas tersebut merupakan pemikiran tentang suatu subjek dari banyak pendapat.
3. Proses pembuatan
rencana
Tingkatan-tingkatan
atau langkah-langkah tsb. adalah sbb. :
a. Menetapkan
tugas dan tujuan
b. Mengobservasi
dan menganalisa.
c. Mengadakan
kemungkinan-kemungkinan.
d. Membuat
sintesa
4.
Perencanaan strategis
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah
sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk
melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah
sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk
mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
5.
Perencanaan Taktis (Tactical
Planning) dan Perencanaan Operasional (Operational Planning)
·
Perencanaan taktis (tactical planning) melibatkan
pengimenplementasian aktivitas yang telah ditentukan oleh rencana strategis.
·
Perencanaan operasional (operational planning)
membuat standar-standar terinci yang memandu implementasi rencana-rencana
taktis
BAB
IV
PENUTUP
Demikian makalah yang kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna yang seperti teman-teman harapkan. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua, guna menjadikan makalah
ini lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan atas
perhatian kalian semua kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Manullang,M,Dasar-dasar Manajemen,Jakarta,1981.
http://blog.ub.ac.id/hnnsybrn/2013/11/13/pemikiran-dasar-dari-perencanaan-teori/http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_strategis
http://lizhasyafar.blogspot.com/2012/06/fungsi-perencanaan-part-ii-homework.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar