KARYA
ILMIAH POPULER
PENDIDIKAN
ISLAM
“ANATARA
TUNTUTAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PROBLEMATIKA MODERNITAS”
DisusunGunaMemenuhiTugas
Mata
Kuliah: Bahasa Indonesia
DosenPengampu:
Bu Yuli Nur Khasanah

Oleh:
Ida
Arofa ( 1401016024 )
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasanya adalah
sebuah proses transformasi pengetahuan menuju kerah perbaikan, penguatan, dan
penyempurnaan semua potensi manusia. Oleh karena itu, pendidikan tidak mengenal
ruang dang waktu, ia tidak dibatasi oleh tebalnya tembok sekolah dan sempitnya
waktu belajar di kelas. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa
dilakukan di mana saja dan kapan saja dan mampu melakukan proses belajar.
Sesuai
dengan perkembangan dan tuntunan zaman, pendidikan Islam telah menampilkan
dirinya sebagai pendidikan yang fleksibel, responsif, sesuai dengan
perkembangan zaman, berorentasi ke masa depan, seimbang, berorientasi pada mutu
yang unggul. Pendidikan Islam senantiasa mengalami inovasi dari waktu ke waktu.
Tetapi juga terdapat problematika dan perubahan-perubahan sosial.
PEMBAHASAN
Pendidikan Islam saat ini jauh
berbeda dengan pendidikan Islam
sebagaimana zaman klasik dan pertengahan. Tantangan pendidikan Islam di
zaman sekarang selain menghadadapi pertarungan ideologi-ideologi besar dunia,
juga menghadapi berbagai kecenderungan yang tak ubahnya seperti badai besar
seperti, kecenderungan integrasi ekonomi yang menyebabkan terjadinya persaingan
bebas dalam dunia pendidikan. Menurut mereka dunia pendidikaan juga termasuk
yang diperdagangkan, maka dunia
pendidikan saat ini juga dihadapkan pada logika bisnis. Mereka semakin
membutuhkan perlakuan yang adil, akuntabel, cepat, tepat, dan profesional.
Beberapa Problemataka Modernitas
Dewasa ini pendidikan Islam berada
dalam era globalisasi yang ditandai oleh kuatnya tekanan ekonomi dalam
kehidupan, dan teknologi komunikasi misalnya, selain memberikan manfaat
berharga di dalam “menghemat” waktu perjalanan fisikal manusia, juga
berimplikasi pada perselingkuhan baru yang destruktif seperti hilangnya
persahabatan sejati, merosotnya intensitas tradisi silaturrahim, dan yang tren di kalangan anak muda deawasa ini,
dikenal phone sex.
Teknologi informasi dan
telekomunikasi yang datang sampai ke kamar tidur, baik melalui media cetak,
seperti surat kabar, majalah dan media elektronik, seperti televise dan
internet. Sebaliknya implikasi negative perkembangan global memunculkan
pribadi-pribadi yang miskin spiritual, jatuh dari makhluk spiritual ke lembah
material-individualistik, eksistensi Tuhan hanya berdiam di relung pemikiran,
diskusi, khutbah baik lisan maupun tulisan, dan mengalami frustasi
eksistensial.
Sistem pendidikan Islam diharapkan
tidak saja saja sebgai penyangga nilai-nilai, tetapi sekaligus sebagai penyeru
pikiran pikiran produktif dan berkolaborasi dengan kebutuhan zaman. Pendidikan
Islam diharapkan tidak saja memainkan peran sebagai pelayanan rohaniah semata ,
yaitu fungsi yang sangat sempit dan suplementer, tetapi juga terlibat dan
melibatkan diri di dalam pergaulan global.
Ada beberapa hal yang bisa yang
dilakukan bagi peningkatan sistem pendidikan Islam dan kecenderungan masa depan
global. Pertama, umat islam harus
mampu memanfaatkan sarana teknologi sebagai alat perjuangannya. Artinya, sarana
teknologi perlu dijadikan alat perjuangan umat Islam dalam meningkatkan
kualitas pendidikan, dan bukan sebaliknya sebagai prenghalang bagi kreativitas
berfikir dan berbuat bagi perubahan kemajuan.
Kedua, umat Islam harus secara terus-menerus meningkatkan SDM yang
berkualitas iptek dan imtak secara bersamaan, atau peningkatan diri ke arah
kekokohan spiritual, moral, dan intelektual. Ketiga, proses modernisasi adalah sesuatu yang meniscayakan bagi
perombakan sistem pendidikan Islam, mulai dari pradigma, konsep, kerangka
kerja, dan evaluasi.
Mengapa Under Privileged?
Sejarah formulasi perilaku dan
pemkiran kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari ikatan-ikatan konteks
lingkungan seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya, ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan agama, di samping unsur internal seperti bakat dan potensi.
Berbagai unsur internal dan eksternal ini senantiasa melingkupi kehidupan
manusia sejak lahir sampai ajal menjemputnya. Disini dapat dikatakan secara
eksistensial pelbagai unsur di atas memiliki peranan yang signifikan bagi
kelangsungan kehidupan manusia. Kondisi lingkungan yang tidak menentu , ekonomi
yang tidak stabil, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang rendah, dan
kekokohan spiritual dan moral yang mulai rapuh, semua itu berpengaruh pada
kehancuran manusia. Segala sesuatu yang berkorelasi pada kehidupan dan
kebutuhan manusia lambat-laun akan mengalami kehancuran, tak terkecuali sistem
pendidikan Islam. Artinya, eksistensi pendidikan Islam juga bergantung pada
kelangsungan unsur-unsur di atas.
Yang perlu dikatakan bahwa hidup ini
adalah pilihan-pilihan. Ketetapan untuk mempertegas pilihan dalam konteks
sistem pendidikan Islam yang aspiratif-responsif-progresif adalah kemungkinan
tercapainya pembelajaran yang lebih baik dan bermakna.
Budaya Tidak Percaya Diri
Sikap tidak percaya diri,
sebagaimana yang dikatakan Munandir ( Kompas, 20 Juni 2003 ) , adanya
penanganan pendidikan di Indonesia oleh pemerintah, sejak empat puluh tahun
silam, sebagai unsur dan bukan prioritas dari dari seluruh oientasi sistem
pembangunan nasional. Sehingga hal itu berimplikasi pada pengelolaan atau
sistem manajerial pendidikan yang tidak profesional, dilaksanakan secara
amatiran. Ini bisa dilihat dari rangkaian inovasi, perubahan sistem,
diuji-cobakan pelbagai kurikulum dan orientasi, seluruhnya belum kelihatan
pernah dilakukan evaluasi secara mendalam.
Hal ini ditambah dengan rendahnya
kualitas SDM yang dihailkan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia sebagai
akibat dari minimnya sarana dan prasarana pendidikan, rendahnya kualitas guru,
kurangnya pembinaan, Budaya tidak percaya diri juga lahir karena sistem
pendidikan yang ada selama ini belum mengacu pada usaha untuk membebaskan
masyarakat. Kecrdasan, kemahiran, dan keahlian yang diperoleh lewat pendidikan
belum bisa menjadi kekuatan seperti apa yang pernah dikatakan Bung Karno.
Penyakit
Dikatomi
Kiranya anggapan sebagian masyarakat
bahwa ilmu terdiri dari dua bagian
antara ilmu agama dan ilmu umum sampai sekarang masih menjadi
peredebatan yang tak kunjung usai. Bahkan lebih ironid lagi dikatakan bahwa
agama itu buakan ilmu, artinya wacana agama adalah sesuatu yang lepas dari wacana ilmiah. Ini
kemudian menimbulkan pemeakan lebih jauh antara apa yang disebut dengan (
pengetahuan yang bersumber dari wahyu Tuhan) dan ( pengetahuan yang berasal
dari analisisis pikiran manusia ).
Penyakit dikatomi keilmuan ini
kiranya menjadi salah satu penyebab kemunduran umat Islam. Akibatnya, sistem
pendidikan Islam sebagai manifestasi dari pada pesan-pesan tersebut yang
berlangsung selama ini mengalami kemunduran dan bahkan terkesan di bawah
disbanding dengan lembaga-lembaga pendidikan lainya.
Pendidikan sebagai Jendela Masa Depan
Secara sosiologis, pendidikan selain
memberikan dan memasuki masa depan, ia juga memiliki hubungan dengan
transformasi sosial-masyarakat. Kiranya
masyarakat bahwa pendidikan merupakan sarana merubah masa depan. pendidkan
diyakini mampu memberikan kemampuan teknologis, fungsional, informatife, dan
terbuka bagi pilihan utama masyarakat. Kecenerunagan ini makin menguat manakala
budaya global membikin masyarakat semakin terbuka dan sistematik yang lebih
ditentukan oleh kompetensi rasional-individual, pengusaaan teknologi dan
informasi, kerja keras, bukan lagi ditentukan oleh sesuatu yang tidak rasional.
KESIMPULAN
Pendidikan Islam dari berbagai
sistem dan tingkatan dari waktu ke waktu senantiasa mengalami tantangan.
Berbagai kemajuan atau ketertinggalan pendidikan islam sebagaimana yang telah
di jelaskan di atas. Pendidikan Islam saat ini lebih berat dibandingkan Islam
di masa lalu, Sistem pendidikan Islam diharapkan tidak saja saja sebgai
penyangga nilai-nilai, tetapi sekaligus sebagai penyeru pikiran pikiran
produktif dan berkolaborasi dengan kebutuhan zaman. Pendidikan Islam diharapkan
tidak saja memainkan peran sebagai pelayanan rohaniah semata , yaitu fungsi
yang sangat sempit dan suplementer, tetapi juga terlibat dan melibatkan diri di
dalam pergaulan global.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. Kapita Selekta Pendidikan Islam.
Jakarta: Rajawali, 2013
Barizi, Ahmad. Pendidikan Integratif. Jalan Gajayana 50
Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2011
Mansur. Ilmu Pendidikan Islam. Semarang; Rasail Media Group, 2010
Betting in your city - Sporting 100
BalasHapusBetting https://septcasino.com/review/merit-casino/ in ventureberg.com/ your 사설 토토 사이트 city - worrione Sporting 100