Kamis, 01 Juni 2017

pengantar filsafat islam



KONSEP TUHAN MENURUT FILSAFAT


MAKALAH
Di Susun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Pengantar Filsafat
Dosen Pengampu: Komarudin, M.Ag


Disusun Oleh:
Ida Arofa        (1401016024)


BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
 UNIVERSITASISLAM NEGERI WALISONGO
 SEMARANG 
2016

A.    LATAR BELAKANG
Ketika seseorang mulai menyadari eksistensi dirinya, maka timbulah tanda tanya sendiri mengenai banyak hal. Dalam lubuk hati ynag dalam memancar kecenderungan untuk tahu pebagai rahasia yang masih merupkan misteri yang terselubung. Pertayaan-pertanyaan itu antara lain, dari mana saya ini, mengapa saya tiba-tiba ada, hendak kemana, saya dan lain-lain bisikan kalbu. Dari arus pertanyaan yang mengalir dalam bisikan hal itu, terdapat suau cetusan yang mempertanyakan tentang Penguasa tertinggi alam raya ini yang harus terjawab. Disinilah manusia mulia mencari Tuhan dan manisia bergolak mencari dan merindukan Tuhan, mulai dari bentuk yang dangkal dan bersahaja berupa perasaan sampai ke tingkat yang lebih tinggi berupa penggunaan akal. (filsafat).
Sehingga Filsafat ketuhanan teologi filsafat adalah hikmah kebijaksanaan menggunakan akal pikiran dalam menyelidiki ada dan Esa-Nya Tuhan. Dengan melihat adanya pelbagai istilah yang dipergunakan dalam masalah ketuhanan dapatlah diketahui berapa besar perhatian dan usaha manusia menyelidiki ada dan Esa-Nya Tuhan. Karena mengenal Tuhan adalah asli pada setiap jiwa. Nama Tuhan itu dikenali dalam segala bahasa. Sembaranglah dia diberi nama, menurut kesanggupan dan merasa dan memikirkan, namun Ujud yang diamati ialah yang satu itu juga. Perasaan batin akan adanya Tuhan ini tidaklah menjadi merata dan berbentuk. Salah satu tujuan dari filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan pengetahuan ini, dan menemukan hakikatnya. dan filsafat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa pemahaman yang lebih layak.
Jadi  filsafat merupakan pertanyaan-pertanyaan yang hakiki serta memberi jawaban yang terakhir pada persoalan yang dihadapi. Dalam hal ini, pemakalah akan menjelaskan bagaimana konsep Tuhan menurut filsafat.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan filsafat?
2.      Bagaimana konsep Tuhan menurut filsafat?
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengerian Filsafat
Filsafat adalah berpikir dan merasa sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatu sampai kepada inti persoalan.[1] Filsafat membawa kita keapada pemahaman dan tindakan, secara sederhana hal ini berarti bahwa tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini. menemukan hakikatnya dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematis. Filsafat membawa kita kepada pemahaman , dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih banyak. Filsafat merupakan suatu analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunan secara sengaja serta sistematis suatu sudut pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan. Menagajukan pertanyaan, menghubungkan gagasan yang satu dengan yang lainya. Menanyakan mengapa, mencarai jawaban yang lebih baik di bandingkan dengan jawaban yang tersedia pada pandangan pertama. Filsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keruntutan, dan keadaan memadai pengetahuan, agar kita dapat memperoleh pemahaman.[2]
Filsafat menelaah hal-hal yang menjadi objeknya, dari sudut intinya yang mutlak, terdalam tetapi tidak berubah (Notonagoro), atau perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab ada dan perbuat. kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai kepada mengapa yang penghabisan (Drijarkara), menjawab pertanyaan terakhir, tidak dangkal dan dogma, melainkan kritis sehingga kita sadar akan kekaburan dan kekacauan pengertian sehari-hari.
2.      Konsep Tuhan Menurut Filsafat
Filsafat Ketuhanan adalah hikmah (Kebijaksanaan) menggunakan akal pikiran dalam menyelidiki Ada dan Esa-Nya Tuhan. Persoalan mencari dan menyelidiki Tuhan telah ada semenjak manusia ada di bumi ini. Faham ketuhanan bukan hanya suatu dogma belaka. atau suatu kepercayaan yang tidak bisa dibuktikan kebenaranya melalui akal pikiran melainkan suatu kepercayaan yang benar (yang sesuai dengan objeknya) yang dapat diuji melalui logika dan akademi.[3] Dengan melihat pelbagai istilah yang digunakan dalam masalalah ketuhanan ini dapat diketahui betapa besar perhatian dan usaha manusia menyelidiki ada dan Esanya Tuhan. W Durant mengatakan: dalam segala bangsa yang telah memiliki kecerdasan akal fikiran dan kemajuan ilmu pengetahuan dari zaman purba sampai zaman sekarang ini, tidak jemu, tidak puas dan tidak berhenti-hentinya orang mencari alasan-alasan untuk untuk menetapkan keadaan Allah dengan bukti-bukti yang cukup dengan budi dan fikiranya. Demikian jufa Prof Jung mengemukakan argumentasinya: orang yang mengejek-ngejek dengan memberi hyphotesa bahwa cita-cita ketuhanan Yang Maha Esa itu ada satu hal “onwetenschappelije” Sudah tentu dengan mudah di jawab dengan jawaban: kenapa segenap manusia di bumi ini mempelajari Ketuhanan itu dengan ilmu dan filsafat di dalam menunjukkan fikiranya didalam hal ini.
 Penuhanan dalam agama adalah sesuatu yang dengan sadar dikuasai oleh-Nya, baik bagi mereka yang hanya mempercayai dengan perasaan maupun bagi mereka yang memikirkan-Nya dalam perenungan yang filsafati. Tuhan itu dianggap Maha Membiarkan, berarti perbutan buruk seperti pencurian, penindasan, dan berbagai dekadensi moral bukanlah kehendak Tuhan, manusia hanya dibiarkan untuk memilih dengan bebas, mana yang buruk dan baik. Sehingga dengan demikian manusia berpedoman pada kitab Suci-Nya. Ada beberapa cara yang dilakukan para pencari Tuhan untuk membuktikan keberadaan Tuhan, antara lain sebagai berikut:
1.       Melalui pembuktian bahwa Tuhan sebagai pengatur kehidupan, yaitu kareana pada alam raya ini ditemukan keteraturan orbit satelit pada planet, sifat benda cair, gas dan padat, dan sebagainya. Sehingga melahirkan berbagai hukum alam. Hukum alam tidak hanya berlaku untuk ilmu eksakta tetapi juga ilmu sosial. Inilah pembuktian keberadaan Tuhan melalui logika keilmuan.
2.      Melalui pembuktian bahwa Tuhan sebagai pencipta yang berkehendak, Yaitu ketika Tuhan menciptakan warna lukisan mata kupu-kupu yang emnakutkan bagi musuhnya padahal ia begitu indah dan leamah, ketika Tuhan menciptakan berbagai penyakit kelamin guna memberi hikmah pada pelaku seks bebas, lalu bekian solusi pernikahan dalam agama-Nya. Inilah pembuktian keberadaan Tuhan melalui jalur etika moral.
3.      Melalui pembuktian bahwa Tuhan sebagai pemberi rasa pada manusia berbudaya yaitu, diberinya rasa benci, marah, dendam dan sebagainya. dan diberikan juga rasa kasih sayang, dermawan, jujur inilah yang disebut nahi mungkar. Hal ini membuktikan keberadaan Tuhan melalui jalur penciptaan estetika seni.
Berbeda dengan sifat Tuhan, benda apapun yang ada di alam ini yang di ciptakan oleh Tuhan terkungkung oleh keterbatasanya pada ruang dan waktu, artinya benda tersebut harus mengisi ruang dan waktu. Sifat Tuhan tidak demikian, karena terlepas dari keterbatasan ruang dan waktu. Oleh karena itu pada giliranya akan mendapat kesulitan kalua mempertanyakan tempat Tuhan dan waktu Tuhan, walaupun dengan sebuah penghormatan besar dengan Surga dan Nirwana. Bila benda apapun di alam ini memerlukan ruang, sehingga kita kemudian menegnal kata di atas, di bawah, di samping, di kiri dan kanan, di depan dan belakang, maka hal tersebut tidak berlaku pada Tuhan. Apabila kita memuliakan-Nya, kata-kata “Tuhan di atas Arasy” hendaknya dijadikan penghormatan, karena atas melibihi bawah. Kata-kata yang disebelah kanan Allah Bapa, hendaknya sebagai peghormtan kepada Nabi Isa . Oleh karena itu diperlukan ilmu ketuhanan (ilmu tauhid) untuk menikmati peribadatan secara filsafati. Inilah yang oleh para filosof disebut sebagai perenungan tentang Tuhan. Jadi tidak ada kata “ Ketika Tuhan Menyaksikan” karena selamanya Tuhan melihat (Asy Syahid) dan mustahil Tuhan berhenti melihat sebab akan membuat diri-Nya tidak kuasa melihat. Tidak ada kata “ketika Tuhan mencipta” karena selamanya Tuhan mencipta yang disebut Tuhan Pencipta (Al Khaliq) mustahil Tuhan berhenti mencipta sebab akan membuat diri-Nya istirahat sehigga tidak kuasa lagi. Pantheisme adalah paham yang mengatakan Tuhan berada dimana-mana,paham ini lahir untuk memperlihatkan kemahakuasaan Tuhan sehingga berada dimana-mana. [4]
Suatu Filsafat yang disusun berdasarkan ajran-ajaran serta kepercayaan keagamaan sebagai pendirian-pendirian yang hakiki. Seperti halnya filsafat agama bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai agama, seperti “Tuhan”, “Tuhan ada” Tuhan maha mengetahui”
 Selain itu filsafat agama menyelidiki prinsip-prinsip yang dipakai untuk melakukan verifikasi terhadap pertanyaan-pertanyaan keagamaan serta pengalaman-pengalaman keagamaan. Teologi berusaha menjadi semacam kumpulan pengetahuan mengenai Tuhan dalam arti kata yang sesungguhnya. Suatu agama mengugkapkan suatu kumpulan tingkah laku serta kepercayaan sebagai yang tertinggi dan terbaik. Agama tersebut mencoba menjelaskan kepada kita mengenai Tuhan Sangat sulit mendefinisikan tentang “Tuhan”. Beberapa ciri khas “Tuhan” atau untuk menyebutkan kata-kata sifat yang ia pakai untuk mengganti kata Tuhan. Maka barang kali ia akan menggunakan kata “Bapak” atau “Pencipta”, “Yang tidak berakhir”, “Yang Abadi”, “Yang Maha Kuasa”, “Yang Maha Mengetahui” dan barang kali juga “Yang Maha Ada”. Kemudian ada istilah seperti “Yang Adil”, “Yang Bijaksana ” dan Ynag Mengasihi.[5]
Membahas tentang hakikat Tuhan dan sifatnya, Dia terbagi menjadi:
1.      Wujud yang mungkin, atau wujud yang nyata karena lainya (wajibul wujud li ghoirihi) seperti wujud cahaya yang tidak akan ada  kalaupun ada sekiranya tidak ada matahari.
2.      Wujud yang nyata dengan sendirinya (Wajibul wujud li dzati).wujud ini adalah wujud yang tabiatnya itu sendiri menghendaki wujyuudnya. Yaitu wujud yang diperkirakan tidak ada maka akan timbul kemuslihatan sama sekali. Ia adalah sebab pertama bagi semua wujud. Wujud yang pertama disebut Tuhan.
Allah adalah wujud yang sempurna dan yang ada tanpa suatu sebab. Ia adalah wujud yang paling dulu adanya. Karena itu, Tuhan adalah zat yang azali (tanpa permulaan) dan yang selalu ada.  Tuhan itu sempurna, maka wujud tersebut tidak mungkin terdapat sama sekali pada selain Tuhan. Karena Tuhan itu tunggal, maka batasan tentang dia tidak dapat diberikan karena batasan berarti suatu penyusunan.[6] Filsuf lama menamai Allah itu ialah ‘Pembuat’,’Pencipta’, ‘Akal Pertama’, Wajibul Ujud, Sebab dari segala sebab, Penggerak yang tiada bergerak, Puncak Cinta.
Dengan filsafat manuisa dapat sampai kepada kesimpulan bahwa Tuhan itu tidak ada, dengan filsafatnya juga manuisa dapat kesimpulan bahwa Tuhan itu ada. Kedua-duanya adalah filsafat yang berpendapat bahwa Tuhan itu ada, ini pun beraneka corak macamnya: Tuhan itu ada, Tuhan itu banyak: itulah Polithesme! Tuhan itu ada, Tuhan itu, itukah mudahnya kita sebut saja, dua-theisme. Tuhan itu tiga, itulah tri-murti, trri-theisme. Tuhan itu ada, Tuhan itu satu, itulah monotheisme. Yang berpendirian bahwa, Tuhan itu alam, ala mini Tuhan, itulah Pantheisme. Tuhan itu aku, aku ini Tuhan, itulah mislanya Alhalaj. Tuhan itu satu, Tuhan itu adalah, maafkan, bagian vital dari tubuh manusia: itulah pendirian yang juga dianut oleh kelompok manusia tertentu. Kesemuanya itulah filsafat. Blaise Pascal (1623-1662) pernah mengatakan: Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Jakub, bukanlah Allah para filsuf! Maksudnya: ketuhanan bikinan filsuf itu tidak sama dengan Tuhan yang hidup menurut Kitab Suci. “Memang benar dalam sejarah filsafat Allah itu diciptakan menurut peta dan tauladan manusia” tulis DC Mulder “Allah itu satu pengertian filosofis, bukan suatu kenyataan yang hidup, dalam filsafat Aristoteles Allah itu akal yang tertinggi. Dalam filsafat Neoplatonisme Allah itu keesaan mutlak, menurut Descrates Allah itu menjamin bahwa pikiran-pikira akal memang benar. Allah disini merupakan puncak dari Rasionalisme. Menurut Hegel Allah itu roh mutlak yang emnajdi insaf akan diri sendiri dalam filsafat idealisme ” Kesemuanya itu adalah filsafat.[7]








PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Filsafat Ketuhanan adalah hikmah (Kebijaksanaan) menggunakan akal pikiran dalam menyelidiki Ada dan Esa-Nya Tuhan. Persoalan mencari dan menyelidiki Tuhan telah ada semenjak manusia ada di bumi ini. Faham ketuhanan bukan hanya suatu dogma belaka. atau suatu kepercayaan yang tidak bisa dibuktikan kebenaranya melalui akal pikiran melainkan suatu kepercayaan yang benar (yang sesuai dengan objeknya) yang dapat diuji melalui logika dan akademi. Suatu Filsafat yang disusun berdasarkan ajran-ajaran serta kepercayaan keagamaan sebagai pendirian-pendirian yang hakiki. Seperti halnya filsafat agama bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai agama, seperti “Tuhan”, “Tuhan ada” Tuhan maha mengetahui”
B.     KRITIK DAN SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih membutuhkan penyempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan kami semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi pembaca dan pemakalah khususnya.












DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Endang Saefudin. 1987.  Ilmu Filsafat dan Agama,. Surabaya: PT Bina Ilmu
Hanafi, Ahmad. 1990.  Pengantar Filsafat Islam. Jakarta: PT Bulan Bintang
Kattsoff, Louis O. 1992.  Pengantar Filsafat,. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya
Syafiie, Inu Kencana. 2004.  Pengantar Filsafat. Bandung: PT Refika Aditama
Ya’Kub, Hamzah. 1984. Filsafat Ketuhanan. Bandung: PT Alma’arif


[1] Inu Kencana Syafiie, Pengantar Filsafat, (Bandung: PT Refika Aditama, 2004), hlm. 1
[2] Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1992), hlm. 3-4
[3] Hamzah Ya’Kub, Filsafat Ketuhanan, (Bandung: PT Alma’arif, 1984), hlm. 20
[4] Inu Kencana Syafiie, Pengantar Filsafat, (Bandung: PT Refika Aditama, 2004), hlm. 88-90
[5] Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1992), hlm. 444-448
[6] Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1990), hlm. 90-91
[7] Endang Saefudin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1987), hlm.111-112
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar